Rabu, 14 Desember 2011

SABAR MEMBAWA BERKAH



Nih number dari Pak Dhe Google,,, Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sabar adalah meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, menahannya dari perbuatan maksiat kepada Allah, serta menjaganya dari perasaan dan sikap marah dalam menghadapi takdir Allah….” (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sabar itu terbagi menjadi tiga macam:
  1. Bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah
  2. Bersabar untuk tidak melakukan hal-hal yang diharamkan Allah
  3. Bersabar dalam menghadapi takdir-takdir Allah yang dialaminya, berupa berbagai hal yang menyakitkan dan gangguan yang timbul di luar kekuasaan manusia ataupun yang berasal dari orang lain (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24)
Sabar berbanding lurus dengan tingkat keimanan, benarkah? Hemmm kalau saya sih setuju. Karena saya juga pernah merasakannya. Ketika tingkat keimanan sedang turun-turunnya sabar tuh rasanya langka banget buat hati. Tapi ketika ibadah sedang rajin-rajinnya, sholat sedang khusyu’-khusyu’nya pasti dah kalau disuruh sabar insyaAllah tahan. Hehe. Jadi ketika orang bilang bahwa kesabaran seseorang itu ada batasnya, menurut saya itu salah. Jika sabar ada batasnya, maka keimanan orang tersebut juga ada batasnya dong. Na’udzubillah. Tapi insyaAllah ketika kita berusaha untuk selalu meningkatkan kesabaran kita, saat itu pulalah kita mencoba untuk meningkatkan tingkat keimanan kita. Sering saya jumpai teman-teman saya yang awal berkenalan kelihatan sabar banget, tapi ketika sudah mengalami kondisi genting, meledak tuh kemarahannya. Namun tak jarang pula saya menemui teman yang sabarnya tuh tak tertandingi, apalagi ketika dia diuji dengan suatu permasalahan yang kalau saya yang mengalaminya nih pasti gak tahan ingin nonjok-nonjok tembok. Subhanallah nih orang, satu kali pun saya tidak pernah melihat dia marah atau kesal. Selidik punya selidik, ternyata memang benar, kesabarannya itu berasal dari tingkat kualitas ibadahnya yang Subhanallah sekali.
Efek dari kesabaran itu sendiri bisa mempengaruhi aktivitas kita sehari-hari. Mulai dari hubungan pertemanan, akademik, sampai kedisiplinan ibadah. Pernah suatu hari saya merasa marah sekali. Rasanya hari itu membuat saya lelah dengan masalah dan orang-orang yang saya hadapi. Namun saya merasa tidak ada hal atau ibrah apapun yang bisa saya ambil dari kegiatan yang saya lakukan sehari penuh. Intinya, saya hanya memperoleh LELAH. Selain itu? Nol. Ibadah saya pun tidak ada taste-nya, hanya sekadar pelepas kewajiban belaka. Pikiran negative terhadap orang-orang yang berinteraksi dengan kita pun akan bermunculan. Waah. Ternyata sabar itu penting ya.
Ayo berjuang untuk selalu sabar teman….^^

Kamis, 03 November 2011

Semangad pagi!


Mengutip dari Inspirasi dari Aa Gym di talkshow Kick Andy, “seorang sahabat saya menasehati, ‘siapapun yang ingin keluar saripati kemampuan dirinya harus bersiap seperti kelapa. Kelapa yang matang harus siap dijatuhkan dari pohon. Sudah gedebuk ke bawah, siap dicabut sabut-sabutnya. Sudah kelihatan batoknya, siap dipukul sampai terbelah. Sudah kelihatan dagingnya, siap diparut, siap diperas. Barulah keluar santannya.’ Siapapun yang ingin matang betul, semua harus teruji. Harus HHN; hadapi, hayati, nikmati.”
Ketika perkataan orang lain menjadi penghambat kita untuk terus melangkah, selalu tanamkan dalam jiwa bahwa “teko mengeluarkan isi teko. Di dalam kopi keluar isi kopi, di dalam bening keluar bening. Apa yang keluar mencerminkan isi hati seseorang.”
Allah itu Mahakaya. Gajah saja tidak sekolah dicukupi rizkinya, bagaimana mungkin kita tidak diberi? Mungkin ingat rumus cecak. Cecak makanannya nyamuk. Nyamuk punya sayap, cecak tidak punya sayap. Apakah cecak protes? Tidak. Dosen saya berkata “kita bekerja tidak dengan apa yang kita butuhkan. Tapi bekerja dengan apa yang kita miliki sekarang.”

Semoga bisa menginspirasi dengan keterbatasan yang ada,,^^

Selasa, 01 November 2011

untuk Mereka dari MEREKA

Kau,,,,,,,
yang menggaung-gaungkan nasionalisme, ketauhidan, namun kecurangan dan kemaksiatan tetap menjadi branding yang tak lepas dari kerah bajumu.
kebencianmu akan segolongan umat, membuatku berdecak kagum akan kemunafikan.
Kau,,,,,,,,
iri? ataukah dengki? melihat darah juang orang-orang berceceran karena mereka benar, atau memang benar-benar benar?
lalu jika mereka mengikutimu, apakah kau bangga, bahagia, sambil mententeng lengan di pinggang kaupun berkata "inilah usaha nasionalis, ketauhidan sesungguhnya!!"
Ahh,,, mereka tidak sebodoh itu.
"(yaitu) ketika orang-orang yang diikuti berlepas tangan dari dari orang-orang yang mengikuti, dan mereka melihat azab. dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus." (Al-Baqarah : 166)



jika itu memang terjadi,, biarlah Allah yang akan menjadi saksi bahwa mereka benar.

"Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan mahbbah hanya kepadaMu. Bersatu dalam rangka menyeru (dakwah di jalan)Mu, dan berjanji setia untuk membela syariatMu, maka kuatkanlah ikatan pertaliannya, ya Allah abadikanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya,dan penuhilah dengan cahayaMu yang tidak akan pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepadaMu, hidupkanlah dengan ma'rifatMu, dan amtikanlah dalam keadaan syahid di jalanmu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-bak penolong."


persembahan untuk kau, dia dan mereka, yang ragu akan MEREKA yang benar karena Allah.